Sari Sari dan Cerita Angkut Kue Sebelum Surya Terbit ke Jakarta

Sari Sari Jajanan Pasar

Pagi hari jikalau melalui jalan Sultan Tirtayasa, Bandung, Anda semestinya siap menghadapi sedikit kemacetan. Karena di tepi jalan inilah, ada satu gerai jajanan pasar yang tiap harinya senantiasa ramai dikunjungi warga.

Parkiran senantiasa penuh oleh kendaraan pengunjung yang mayoritas masih warga lokal Bandung. Mungkin jikalau libur panjang, akan banyak pula kendaraan plat luar kota yang ikut memenuhi bahu jalan.

Ialah Sari Sari jajanan pasar yang kondang di Kota Kembang. Toko ini menyediakan lebih dari 240 tipe jajanan pasar dan nasi kotak yang acap kali ditemui di pasar tradisional. Ketika masuk kios, kita akan mengamati tatanan kios yang nyaman dan bersih.

"Kami senantiasa usahakan agar stock melimpah. Tapi sebab antusias pembeli sangat tinggi, umumnya mendekati jam makan siang sedikit saja tinggal tersisa beberapa tipe saja atau malah semua habis," tutur Rheza Arden Wiguna, General Manager Sari Sari Outlet Tirtayasa.

Selain di Tirtayasa, Sari Sari juga buka cabang di Mendjamu Jalan Sukaresmi Bandung dan Mall Sarinah Jakarta. Di kedua cabang itu malah jajanan pasar laku dalam hitungan jam.

Ciri khas Sari Sari yaitu mengaplikasikan metode self service, sehingga pengunjung bisa seketika ambil kudapan manis yang diinginkan. Di sinilah Anda akan diuji, sebab bisa jadi Anda akan kalap dan bingung memilih sebab tipe yang ditawarkan sangat banyak.

"Salah satu yang spesial dari kami yaitu opsi jajanan yang melimpah dengan cita rasa orisinil yang tidak diubah. Ditambah lagi kisaran harganya relatif murah, hanya sekitar Rp 600 - Rp 26.000 untuk gerai di Bandung," ujarnya.

Buah Bibir di Media Sosial Saking Larisnya

Karena laris, Sari Sari sempat jadi buah bibir di berjenis-jenis media sosial. Salah satu masyarakat online mencuitkan komentar di Twitter, bahwa produk Sari Sari di Jakarta tiap hari fresh dibawa dari Bandung semenjak sang surya belum terbit. Merespons hal ini, Rheza ngakak dan mengkoreksi.

"Itu betul sekali. Coba datang ke store Tirtayasa pukul 03.00, di situ puluhan supplier kami telah menggerombol untuk setor dagangan. Pukul 04.00 kami bawa seketika ke Jakarta. Butuh waktu untuk perjalanan dan menata kios sehingga untuk di Sarinah kami buka dari pukul 09.00. Sekiranya di Tirtayasa semenjak dulu buka dari jam 05.00," terangnya.

Rheza menuturkan bahwa semua dilaksanakan sebab tidak berharap main-main dengan kwalitas. "Bukannya kami enggak percaya dengan supplier di Jakarta, mungkin suatu dikala akan kami pertimbangkan supplier di luar kota. Tapi dikala ini, kami punya supplier terpercaya yang telah puluhan tahun memberi pasokan dagangan dengan kwalitas yang tidak diragukan lagi," ungkapnya.

Sari Sari Jajanan Pasar

Konsisten mempertahankan kwalitas ini membuahkan kepercayaan dari para pembeli. Inilah yang membuat tiga gerai Sari Sari tidak pernah sepi pembeli. "Di gerai Sarinah di atas jam makan siang pasti stock telah tinggal sedikit, walaupun kami telah naikkan supply 4x lipat dan 2x pengiriman," ujar Rheza.

Selain permintaan yang tinggi, mereka berupaya melengkapi tipe jajanan pasar sebab gigih oleh salah satu cerita pelanggan.

"Kami sangat bergembira jikalau jajanan yang jarang ditemui di pasaran bisa dijual di sini. Dahulu ada seorang ibu yang nangis lihat Jalabria di kios kami. Katanya susah sekali dapatnya, itu yaitu salah satu jajanan favorit mendiang suaminya. Ternyata tiap jajanan punya daya ingat sendiri untuk para pembeli," tuturnya.

Hal-hal sederhana hal yang demikian mengasah Sari Sari untuk bisa mengembangkan usahanya. Rheza malah berharap tahun depan Sari Sari cakap mengenalkan lebih banyak jajanan pasar dan membuka gerai di kota lain. "Semoga tahun depan kami bisa membawa misi yang sama ke kota-kota selain Jakarta dan Bandung," pungkasnya