3 Jajanan Pasar Buat Hajatan yang Masih Eksis

3 Jajanan Pasar Buat Hajatan yang Masih Eksis

Kue tradisional atau jajanan pasar telah lama menjadi komponen dalam adat istiadat masyarakat Indonesia. Tidak cuma sebagai makanan ringan lazim untuk menemani minum teh di pagi atau sore hari, kudapan manis ini memiliki makna tersendiri. Oleh sebab itu, meskipun jajanan modern seperti croissant dan macaron mulai menjelang kios-kios kudapan manis, jajanan pasar tak semacam itu saja ditinggalkan.

Jajanan Pasar Buat hajatan

Setidaknya 3 jajanan pasar di bawah ini masih eksis di acara hajatan hingga kini.


1. Lemper

Tidak ada kesan tanpa lemper di pesta pernikahan. Mungkin ini perumpamaan ideal untuk menggambarkan kudapan manis dari beras ketan berisi daging cacah ini. Pada acara-acara hajatan bertema tradisional, lebih-lebih di Pulau Jawa, jajanan pasar satu ini tak pernah bolos.

Sistem pembuatan lemper yang sederhana, membuatnya  gampang diajari secara turun temurun dari generasi ke generasi. Ketan yang telah dimasak bersama santan, dipipihkan dan diisi dengan daging ayam atau sapi yang dicincang lembut. Isian ini sebelumnya ditumis dengan bumbu bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, dan daun salam.
Setelah itu lemper dibungkus dengan daun pisang dan diikat dengan tali yang terbuat dari rautan bambu. Setelah itu lemper dikukus sekitar 20-30 menit.

Jajanan Pasar Buat hajatan

Dibalik rasa gurih dan legitnya, lemper menyimpan filosofi dalam namanya. Lemper berasal dari ungkapan Jawa, yen dilem atimu aja memper yang maknanya, saat dipuji hatimu jangan menjadi besar kepala. Dengan demikian kudapan manis ini membawa pesan agar menjadi manusia yang rendah hati dan bersuka ria berbagi. Karenanya tak heran seandainya kudapan manis ini senantiasa ada di acara hajatan atau upacara adat.


2. Apem

Kue ape, jajanan pasar yang wujudnya mirip serabi dengan tekstur kenyal dan gurih, masih dapat ditemui di kios-kios kudapan manis. Pada peristiwa-peristiwa tertentu, kudapan manis ini mesti terhidang di hadapan tetamu. Contohnya acara hajatan, selamatan, atau acara mengirim doa untuk orang yang telah meninggal dunia.

Jajanan Pasar Buat hajatan

Di sebagian tempat, kudapan manis yang diciptakan dari tepung beras, gula, dan tape (atau dapat diganti dengan ragi) ini, juga mesti dimasukkan ke dalam atau makanan yang dibawa pulang tetamu sesudah didoakan.

Menurut acuan yang didapatkan, apem berasal dari perkataan Arab afwun atau afuwwun yang artinya ampunan. Sehingga apem menjadi simbol pengharapan agar orang yang didoakan mendapat ampunan atas dosa-dosanya.

3. Wajik

Di tempat Sumatera kudapan manis ini disebut pulut manis. Kudapan ini juga memiliki wujud dan ragam yang berbeda. Tapi, yang paling tenar adalah wajik ketan yang bertekstur lembut dan basah. Ada beragam-variasi rasa yang lazimnya dijual di pasar atau di kios kudapan manis, adalah wajik gula jawa, nangka, pandan, ketan hitam, dan nanas.

Untuk membuat jajanan pasar ini, caranya tak semacam itu rumit. Rebus santan bersama daun pandan, gula jawa, dan sedikit garam. Kemudian masukkan beras ketan putih yang telah direndam semalaman. Masak hingga santan mengering dan menyatu dengan ketan, sambil diaduk rata. Setelah matang, ratakan adonan di atas nampan atau loyang. Biarkan hingga dingin, baru dipotong layak selera.

Jajanan Pasar Buat hajatan

Kudapan ini adalah salah satu jajanan tradisional Cina peranakan yang berakulturasi dengan adat istiadat masyarakat pribumi. Sehingga kudapan manis ini juga mesti ada dalam hajatan 
sebagaimana dalam perayaan Imlek atau tahun baru Cina.

Jajanan pasar bukan cuma seputar masakan, tapi juga komponen dari kekayaan adat istiadat Indonesia yang mesti terus dilestarikan. Bila tulisan Njajan.com ini berkhasiat, jangan lupa klik like dan share ke media sosial Anda.
LihatTutupKomentar

ARTICLE TERKAIT